Pertolongan Pertama Jika Anak Keracunan Makanan

Image by Suzi Media Production
Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau racun. Gejala keracunan makanan pada anak bisa muncul dalam hitungan jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui pertolongan pertama jika anak keracunan makanan agar kondisi tidak semakin parah.
Tanda-Tanda Anak Keracunan Makanan
Sebelum memberikan pertolongan, orang tua perlu mengenali gejala keracunan makanan pada anak terlebih dahulu. Beberapa tanda umum yang bisa dialami adalah:
- Mual dan muntah
- Diare (kadang disertai darah)
- Sakit perut atau kram perut
- Demam
- Lemas dan kehilangan nafsu makan
- Tanda dehidrasi, seperti bibir kering, mata cekung, dan jarang buang air kecil
Pertolongan Pertama Jika Anak Keracunan Makanan
Jika anak menunjukkan gejala-gejala yang dibahas seblum ini, segera lakukan langkah pertolongan pertama berikut ini di rumah, sambil memantau kondisinya:
1. Segera hentikan memberikan makanan yang mencurigakan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan memberikan makanan atau minuman yang dicurigai sebagai penyebab keracunan. Jangan memaksa anak untuk makan atau minum makanan lain sebelum kondisinya mulai membaik, terutama jika ia masih muntah-muntah.
2. Pastikan anak cukup minum untuk mencegah dehidrasi
Muntah dan diare membuat tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Oleh karena itu, pastikan anak tetap terhidrasi.
Berikan cairan sedikit demi sedikit, seperti:
- Air putih
- Oralit (larutan elektrolit khusus untuk mengganti cairan tubuh)
- Air kelapa muda sebagai alternatif alami
Hindari memberikan minuman bersoda, jus kemasan, atau susu saat anak masih diare karena dapat memperburuk gejala.
3. Jangan memaksakan anak untuk muntah
Beberapa orang tua mungkin berpikir bahwa memuntahkan isi perut dapat mengeluarkan racun. Namun, jangan pernah memaksa anak untuk muntah. Hal ini justru bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, atau membuat anak tersedak.
4. Istirahat total
Tubuh anak membutuhkan waktu untuk pulih dari infeksi yang menyebabkan keracunan makanan. Pastikan ia beristirahat dengan cukup dan hindari aktivitas berat sementara waktu. Istirahat yang cukup dapat membantu tubuh melawan infeksi lebih cepat.
5. Berikan makanan ringan saat kondisi membaik
Jika anak sudah tidak muntah dan mulai merasa lapar, berikan makanan yang mudah dicerna, seperti:
- Bubur polos
- Nasi lembek
- Kentang rebus
- Pisang
Hindari makanan berminyak, pedas, atau tinggi lemak selama masa pemulihan.
6. Perhatikan tanda bahaya yang memerlukan pertolongan medis
Segera bawa anak ke Dokter atau unit gawat darurat jika muncul tanda-tanda berikut:
- Muntah terus-menerus hingga lebih dari 8 jam
- Tinja atau muntahan mengandung darah
- Anak tampak sangat lemas atau tidak responsif
- Dehidrasi berat (tidak buang air kecil lebih dari 6 jam)
- Demam tinggi di atas 39°C
Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan penanganan medis, seperti cairan infus atau obat untuk mengatasi infeksi dan mual.
7. Cegah keracunan makanan di masa depan
Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah anak keracunan makanan:
- Pastikan makanan dimasak hingga matang sempurna
- Cuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet
- Simpan makanan di suhu yang sesuai (hindari menyimpan makanan terlalu lama di suhu ruang)
- Hindari memberikan makanan yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa
- Gunakan air bersih untuk minum dan mencuci bahan makanan
Kesimpulan
Keracunan makanan pada anak memang bisa membuat panik, tetapi dengan penanganan cepat dan tepat, kondisi ini biasanya dapat pulih dalam beberapa hari. Langkah utama yang perlu diingat adalah menjaga asupan cairan, memberi istirahat cukup, serta memantau tanda bahaya yang memerlukan pertolongan medis segera. Dengan memahami pertolongan pertama jika anak keracunan makanan, orang tua bisa mencegah kondisi menjadi lebih serius dan membantu anak pulih lebih cepat.