ROSEOLA: PENYAKIT KULIT YANG UMUM MENYERANG BAYI DAN BALITA

Image by Aleksandr Pykhteev
Roseola adalah infeksi virus yang umum terjadi pada bayi dan balita. Biasanya, roseola menyerang anak-anak berusia antara 6 bulan hingga 2 tahun. Meskipun tergolong ringan, roseola tetap perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan demam tinggi secara tiba-tiba, dan ruam kulit yang cukup mengganggu. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai gejala, penyebab, cara penularan, serta cara menangani roseola yang tepat.
Apa Itu Roseola?
Roseola, atau sering disebut juga sebagai Roseola infantum atau Eksantema subitum, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes tipe 6 (HHV-6), dan terkadang tipe 7 (HHV-7). Berbeda dengan herpes yang menyebabkan luka pada mulut atau alat kelamin, virus herpes penyebab roseola menyerang sistem kekebalan tubuh anak, dan menyebabkan demam serta ruam merah muda pada kulit.
Gejala Roseola pada balita
Gejala roseola biasanya tidak langsung muncul setelah anak terinfeksi virus. Masa inkubasi roseola adalah sekitar 5 hingga 15 hari. Tanda-tanda awal yang paling khas dari roseola adalah:
1. Demam tinggi mendadak
Anak bisa mengalami demam hingga 39–40°C yang berlangsung selama 3 sampai 5 hari. Demam ini seringkali menjadi satu-satunya gejala awal.
2. Ruam kulit
Setelah demam menurun secara tiba-tiba, muncul ruam merah muda yang menyebar mulai dari dada, perut, dan punggung, lalu ke wajah, leher, dan lengan. Ruam ini tidak gatal, dan bisa bertahan selama beberapa jam hingga dua hari.
3. Gejala tambahan
Beberapa anak juga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, hidung meler, batuk ringan, diare, dan kejang akibat demam tinggi (step).
Penyebab dan Cara Roseola Menular
Roseola disebabkan oleh infeksi virus herpes manusia tipe 6 atau 7. Virus ini menyebar melalui droplet, yaitu percikan air liur atau lendir yang keluar saat batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi. Roseola sangat mudah menular, terutama di tempat penitipan anak, atau lingkungan rumah tangga. Anak-anak yang sudah sembuh dari roseola biasanya memiliki kekebalan tubuh terhadap virus ini, sehingga kemungkinan terinfeksi kembali sangat minim.
Apakah Roseola Berbahaya
Secara umum, roseola adalah penyakit ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Namun, demam tinggi yang menyertainya bisa menyebabkan kejang demam pada sebagian anak. Meskipun kejang demam umumnya tidak berbahaya, kondisi ini sering membuat orang tua khawatir.
Pada kasus yang sangat jarang, roseola dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia atau peradangan otak (ensefalitis), terutama jika anak memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
Cara Penanganan Roseola pada anak-anak
Sebagian besar kasus roseola tidak memerlukan perawatan medis khusus, dan dapat ditangani di rumah. Berikut adalah beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan:
- Mengelola demam: Berikan obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen, sesuai dosis yang dianjurkan Dokter.
- Cukup istirahat: Pastikan anak cukup tidur, dan tidak melakukan aktivitas berlebihan.
- Cukupi kebutuhan cairan: Berikan ASI, susu formula, atau air putih (untuk anak di atas 6 bulan) agar anak terhindar dari dehidrasi.
- Kompres hangat: Gunakan kompres hangat untuk membantu mengurangi suhu tubuh.
Jika anak mengalami kejang demam, sulit makan atau minum, tampak sangat lemas, atau gejala berlangsung lebih dari seminggu, segera konsultasi dengan Dokter.
Cara Pencegahan Roseola pada bayi dan anak
Karena roseola disebabkan oleh virus, tidak ada vaksin khusus untuk mencegahnya. Namun, Anda dapat menerapkan perlindungan terhadap anak dari virus roseola dengan mengurangi risiko penularannya:
- Menjaga kebersihan tangan, terutama setelah mengganti popok atau sebelum memberi makan anak.
- Menjauhkan anak dari orang yang sedang mengalami demam atau flu.
- Membersihkan mainan dan benda yang sering disentuh anak secara berkala.
Kesimpulan
Roseola adalah infeksi virus yang umum terjadi pada anak-anak kecil dan biasanya tidak berbahaya. Dengan penanganan yang tepat dan perhatian terhadap gejala awal, anak dapat pulih sepenuhnya tanpa komplikasi. Orang tua perlu memahami gejala dan cara penularannya agar dapat memberikan perawatan terbaik bagi buah hati.