BAHAYA MIKROPLASTIK DARI KEMASAN MAKANAN BAGI KESEHATAN

BAHAYA MIKROPLASTIK DARI KEMASAN MAKANAN BAGI KESEHATAN
Image by JohnnyGreig

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil, yang biasanya kurang dari 5 milimeter. Partikel ini bisa berasal dari pecahan plastik yang lebih besar, atau dilepaskan langsung dari produk sehari-hari, termasuk kemasan makanan sekali pakai seperti botol plastik, kotak styrofoam, dan plastik pembungkus.

Ketika digunakan untuk membungkus atau menyimpan makanan, terutama dalam kondisi panas, kemasan plastik berpotensi melepaskan mikroplastik, yang kemudian dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi.


Bagaimana Mikroplastik Dari Kemasan Makanan Terbentuk

Beberapa kondisi yang memicu pelepasan mikroplastik dari kemasan makanan adalah:

  • Panas tinggi: Pemanasan makanan dalam wadah plastik (misalnya menggunakan microwave)
  • Reaksi kimia: Paparan asam atau minyak pada makanan dapat mempercepat pelepasan partikel plastik
  • Usia kemasan: Plastik yang sudah lama atau tergores lebih mudah melepaskan partikel mikroplastik


Bahaya Mikroplastik Bagi Kesehatan

Beberapa bahaya mikroplastik bagi kesehatan tubuh adalah:


1. Masuk ke dalam sistem pencernaan

Mikroplastik yang tertelan bisa bertahan di usus, dan berpotensi mengiritasi lapisan saluran pencernaan.


2. Mengandung bahan kimia berbahaya

Banyak plastik mengandung aditif seperti BPA, ftalat, dan logam berat, yang dapat mengganggu sistem hormon, memicu obesitas, serta meningkatkan risiko kanker.

Baca Juga: BISPHENOL A (BPA): APAKAH BERBAHAYA BAGI KESEHATAN TUBUH?


3. Memicu peradangan

Partikel mikroplastik yang terakumulasi di jaringan tubuh dapat menyebabkan peradangan kronis, yang berkaitan dengan penyakit jantung dan gangguan metabolisme.


4. Mengganggu sistem imun

Penelitian menunjukkan paparan mikroplastik dalam jangka panjang bisa melemahkan daya tahan tubuh, karena sistem imun terus bereaksi terhadap partikel asing ini.


Dampak Lingkungan Yang Tidak Bisa Diabaikan

Selain membahayakan kesehatan manusia, mikroplastik dari kemasan makanan juga mencemari lingkungan. Limbah plastik yang tidak terurai dengan baik akan masuk ke tanah, sungai, dan laut. Akibatnya, mikroplastik dapat masuk ke rantai makanan melalui ikan, kerang, dan hewan laut lainnya, yang kemudian dikonsumsi manusia.

Baca Juga: KANTONG ZIPLOCK: BOLEHKAH DICUCI DAN DIGUNAKAN KEMBALI?


Cara Mengurangi Paparan Mikroplastik Dari Kemasan Makanan

Beberapa tips untuk mengurangi penggunaan plastik di dapur dan paparan mikroplastik dari kemasan makanan adalah:

  • Gunakan wadah kaca atau stainless steel sebagai alternatif untuk menyimpan dan memanaskan makanan
  • Hindari memanaskan makanan dalam plastik, terutama styrofoam atau plastik sekali pakai
  • Pilih produk dengan kemasan ramah lingkungan yang berbahan kertas atau biodegradable
  • Kurangi konsumsi makanan siap saji yang menggunakan banyak plastik sekali pakai
  • Bawa wadah sendiri ketika membeli makanan di luar rumah untuk mengurangi penggunaan plastik

Bagaimana caramu mengurangi penggunaan plastik di dapur? Yuk, bagikan tips dan cerita inspiratifmu di kolom komentar!


Kesimpulan

Mikroplastik dari kemasan makanan bukan hanya ancaman bagi lingkungan, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia. Paparan jangka panjang berisiko menyebabkan gangguan hormon, peradangan, bahkan penyakit kronis. Untuk melindungi diri dan bumi, penting bagi kita untuk mulai mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai dan beralih ke kemasan yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Published : 12/08/2025
Written By : The Healthy Belly

You Might Like

More Post >
DAGING SAPI: CARA MENYIMPANNYA AGAR TIDAK CEPAT BUSUK
Continue Reading
DAGING AYAM: CARA MENYIMPANNYA AGAR TIDAK CEPAT BUSUK
Continue Reading
MEET the AUTHOR
The Healthy Belly

Discussion

Top Picks

6 Olahraga Yang Dapat Membantu Mengatasi Insomnia
Continue Reading
Cara Menjaga Kesehatan Sendi: Agar Tetap Kuat dan Fleksibel
Continue Reading
HERNIA: PENYEBAB, GEJALA DAN CARA MENGATASINYA
Continue Reading
INFEKSI HELICOBACTER PYLORI: PENYEBAB, GEJALA DAN CARA MENGATASINYA
Continue Reading