DISENTRI: PENYEBAB, GEJALA DAN CARA MENGATASINYA

Image by Satjawat Boontanataweepol
Disentri adalah infeksi pada usus yang ditandai dengan diare, disertai darah dan lendir. Penyakit ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, dan bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar. Disentri umumnya terjadi akibat mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kondisi ini sering menyerang anak-anak, dan masyarakat yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih dalam mengenai penyebab, gejala, cara penularan, serta mengobati dan mencegah disentri.
Penyebab Disentri
Disentri disebabkan oleh dua jenis organisme, yaitu:
- Bakteri (Disentri basiler): Umumnya berasal dari bakteri Shigella. Ini merupakan penyebab paling umum dan sangat menular.
- Parasit (Disentri amuba): Umumnya berasal dari parasit Entamoeba histolytica. Jenis ini lebih sering ditemukan di daerah tropis.
Kedua penyebab ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui:
- Mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja
- Kurangnya kebersihan tangan setelah buang air besar
- Kontak langsung dengan penderita disentri, terutama pada anak-anak yang bermain bersama
Gejala Disentri
Gejala disentri dapat muncul dalam waktu 1 hingga 3 hari setelah terinfeksi. Gejala yang umum meliputi:
- Diare yang disertai darah dan lendir
- Nyeri perut atau kram
- Demam ringan hingga tinggi
- Mual dan muntah
- Merasa lemas atau dehidrasi
- Buang air besar yang sering dan mendesak
Pada kasus disentri amuba, gejalanya bisa muncul secara perlahan dan berlangsung lebih lama, bahkan bisa menyebabkan komplikasi seperti abses hati.
Cara Disentri Menular
Disentri sangat mudah menular, terutama di lingkungan padat penduduk dan kurang bersih. Beberapa cara disentri menular adalah:
- Minum air yang tidak bersih
- Mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan baik (Setengah matang)
- Tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air
- Menggunakan toilet umum yang tidak higienis
- Kontak langsung dengan penderita, seperti saat merawat anak sakit
Diagnosis Disentri
Untuk memastikan diagnosis disentri, Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui adanya bakteri atau parasit. Pemeriksaan tambahan seperti tes darah atau USG juga mungkin dilakukan, terutama jika ada dugaan komplikasi seperti abses hati pada disentri amuba.
Cara Mengobati Disentri
Pengobatan disentri tergantung pada penyebabnya:
- Disentri akibat bakteri: Dapat diobati dengan antibiotik seperti ciprofloxacin atau azitromisin. Obat ini hanya diberikan berdasarkan resep Dokter, setelah hasil tes laboratorium.
- Disentri akibat parasit: Memerlukan obat antiparasit seperti metronidazole. Penting untuk menyelesaikan seluruh pengobatan agar infeksi tidak kambuh.
Selain itu, pengidap disentri perlu:
- Minum banyak air atau oralit untuk mencegah dehidrasi.
- Mengkonsumsi makanan ringan dan mudah dicerna, seperti bubur, nasi, atau pisang.
- Cukup istirahat agar tubuh dapat melawan infeksi dengan optimal.
Komplikasi Disentri
Jika tidak ditangani dengan baik, disentri bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti:
- Dehidrasi berat, terutama pada anak-anak dan lansia
- Abses hati pada disentri amuba
- Gagal ginjal
- Kejang pada anak karena demam tinggi
Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika gejala tidak membaik dalam 2-3 hari.
Cara Mencegah Disentri
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah disentri:
- Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, dan setelah buang air besar
- Masak makanan hingga benar-benar matang
- Hindari mengkonsumsi air mentah, atau es batu dari sumber tidak terpercaya
- Gunakan toilet yang bersih dan tertutup
- Hindari berbagi alat makan atau minum dengan orang lain
Kesimpulan
Disentri adalah infeksi serius yang menyerang saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan diare berdarah serta dehidrasi. Meski sering dianggap ringan, disentri bisa menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani secara tepat. Dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan makanan yang dikonsumsi, risiko terkena disentri bisa diminimalkan.
Jika Anda mengalami gejala disentri, segera konsultasi dengan Dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai. Hindari mengobati sendiri, terutama menggunakan antibiotik tanpa resep, karena bisa menimbulkan resistensi bakteri.