SINDROM POLIKISTIK OVARIUM (PCOS): PENYEBAB, GEJALA DAN CARA MENGATASINYA

Image by Henadzi Pechan
Sindrom polikistik ovarium, atau dikenal juga sebagai polycystic ovary syndrome (PCOS), adalah gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita di usia subur. Kondisi ini ditandai dengan adanya ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan masalah pada ovulasi, menstruasi tidak teratur, dan munculnya kista kecil di ovarium. PCOS dapat berdampak pada kesuburan, dan meningkatkan risiko penyakit lain seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Penyebab PCOS
Meskipun penyebab pasti PCOS belum sepenuhnya diketahui, para ahli kesehatan telah mengidentifikasi beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu kondisi ini, yaitu:
1. Faktor genetik atau keturunan
Salah satu penyebab utama PCOS adalah faktor genetik. Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan PCOS, terutama ibu atau saudara perempuan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen tertentu berperan dalam mengganggu keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh, yang pada akhirnya memicu gejala PCOS.
2. Resistensi insulin
Banyak wanita dengan PCOS mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Akibatnya, kadar gula darah meningkat dan tubuh memproduksi lebih banyak insulin. Kadar insulin yang tinggi ini dapat merangsang ovarium untuk memproduksi hormon androgen secara berlebihan, yang kemudian mengganggu siklus menstruasi, dan menyebabkan gejala khas PCOS seperti jerawat, serta pertumbuhan rambut berlebih.
3. Ketidakseimbangan hormon
PCOS berkaitan erat dengan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Beberapa hormon yang biasanya tidak seimbang pada pengidap PCOS antara lain:
- Androgen: Hormon pria yang jumlahnya berlebihan pada wanita dengan PCOS.
- LH (Luteinizing Hormone): Kadarnya yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ovarium memproduksi hormon pria lebih banyak.
- FSH (Follicle-Stimulating Hormone): Hormon ini biasanya terlalu rendah sehingga menghambat pematangan sel telur.
Ketidakseimbangan hormon-hormon ini menghambat proses ovulasi normal dan memicu terbentuknya kista pada ovarium.
4. Peradangan (Low-Grade Inflammation)
Wanita dengan PCOS juga cenderung mengalami peradangan dalam tubuh. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan kadar zat tertentu dalam darah, seperti C-reactive protein (CRP). Peradangan ini dapat merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak androgen, yang memperburuk gejala PCOS.
5. Obesitas
Obesitas tidak menyebabkan PCOS secara langsung, tetapi dapat memperburuk gejalanya. Lemak tubuh berlebih, terutama di sekitar perut, dapat meningkatkan resistensi insulin dan mempengaruhi produksi hormon. Selain itu, wanita dengan berat badan berlebih juga memiliki risiko lebih besar mengalami menstruasi tidak teratur dan gangguan ovulasi.
6. Gaya hidup
Pola makan tinggi gula dan lemak, kurang olahraga, serta stres berlebihan, dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon, dan memperburuk resistensi insulin. Semua faktor ini bisa meningkatkan risiko mengalami PCOS atau memperburuk gejalanya.
Gejala PCOS yang umum dirasakan
Gejala PCOS bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Namun, beberapa yang paling umum adalah:
1. Menstruasi tidak teratur
Siklus haid bisa lebih jarang dari biasanya, atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
2. Pertumbuhan rambut berlebih (Hirsutisme)
Rambut tumbuh di area yang tidak biasa, seperti wajah, dada, dan punggung.
3. Jerawat membandel
Kadar androgen yang tinggi dapat menyebabkan jerawat parah, terutama di wajah, dada, dan punggung.
4. Berat badan berlebih atau sulit menurunkan berat badan
Banyak wanita dengan PCOS mengalami resistensi insulin, yang memicu kenaikan berat badan.
5. Rambut rontok
Rambut kepala bisa menipis, mirip dengan pola kebotakan pria.
6. Masalah kesuburan
Karena ovulasi tidak teratur, wanita dengan PCOS sering mengalami kesulitan untuk hamil.
Komplikasi PCOS Yang Perlu Diwaspadai
Jika tidak dikelola dengan baik, PCOS dapat menyebabkan berbagai komplikasi jangka panjang, seperti:
- Infertilitas
- Diabetes tipe 2
- Sleep apnea
- Kanker endometrium (kanker lapisan rahim)
- Kolesterol tinggi dan penyakit jantung
Diagnosis dan Pemeriksaan PCOS
Untuk mendiagnosis PCOS, Dokter akan mempertimbangkan:
- Riwayat menstruasi dan gejala fisik
- Pemeriksaan hormon melalui tes darah
- USG transvaginal untuk melihat kondisi ovarium dan lapisan rahim
Diagnosis PCOS biasanya ditegakkan jika terdapat setidaknya dua dari tiga kriteria berikut:
- Menstruasi tidak teratur
- Kadar hormon androgen tinggi
- Ovarium dengan banyak kista kecil
Cara Mengelola dan Mengatasi PCOS
Mengelola PCOS sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi seperti diabetes tipe 2, gangguan kesuburan, dan penyakit jantung. Berikut adalah berbagai cara untuk mengelola dan mengatasi PCOS:
1. Menjaga pola makan sehat
Pola makan memiliki peran yang besar untuk mengendalikan gejala PCOS. Fokus pada makanan bergizi seimbang dan rendah indeks glikemik (GI) untuk menjaga kadar insulin dan hormon tetap stabil.
Tips pola makan untuk penderita PCOS:
- Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran hijau, gandum utuh, dan buah-buahan
- Hindari karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, dan makanan manis
- Pilih sumber protein sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, tahu, dan kacang-kacangan
- Hindari makanan tinggi gula dan lemak trans
2. Rutin olahraga
Olahraga teratur dapat membantu mengurangi berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menyeimbangkan hormon.
Jenis olahraga yang disarankan:
- Jalan kaki cepat selama 30 menit per hari
- Yoga dan pilates untuk mengurangi stres dan memperbaiki fungsi hormon
- Latihan kekuatan untuk membakar lemak dan membangun massa otot
Olahraga setidaknya 3–5 kali seminggu bisa membantu meredakan gejala PCOS secara signifikan.
3. Menjaga berat badan
Kelebihan berat badan, atau obesitas, dapat memperburuk gejala PCOS. Penurunan berat badan sebesar 5–10% saja sudah bisa membantu mengembalikan siklus menstruasi dan memperbaiki ovulasi.
Tips untuk menjaga berat badan:
- Pantau asupan kalori harian
- Hindari ngemil berlebihan
- Perbanyak minum air putih
- Hindari diet ekstrem yang tidak berkelanjutan
4. Kelola stres dengan baik
Stres kronis dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon. Oleh karena itu, penting bagi penderita PCOS untuk mengelola stres dengan baik agar tubuh tetap sehat.
Beberapa cara efektif untuk mengelola stres adalah:
- Meditasi dan pernapasan dalam
- Yoga dan olahraga ringan
- Tidur cukup (7–9 jam per malam)
- Menjaga rutinitas harian yang seimbang
5. Periksa dan obati dengan bantuan medis
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, konsultasi dengan Dokter untuk mendapatkan langkah terbaik sesuai kondisi masing-masing.
Beberapa pengobatan medis yang biasa dilakukan untuk mengatasi PCOS adalah:
- Pil KB untuk mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pertumbuhan rambut berlebih
- Metformin untuk membantu mengontrol resistensi insulin
- Clomiphene untuk membantu ovulasi bagi yang ingin hamil
- Spironolactone untuk mengatasi jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih
Pengobatan tersebut harus dilakukan dengan pengawasan Dokter spesialis kandungan atau endokrinolog.
6. Pantau kesehatan secara berkala
Penderita PCOS berisiko lebih tinggi terhadap penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk:
- Tes gula darah
- Profil lipid
- Pemeriksaan hormon
- USG transvaginal jika diperlukan
Kapan Harus ke Dokter
Segera konsultasi dengan Dokter jika Anda mengalami:
- Siklus menstruasi tidak teratur atau tidak datang selama beberapa bulan
- Jerawat parah yang tidak membaik dengan perawatan biasa
- Kesulitan untuk hamil setelah mencoba selama lebih dari 12 bulan
Kesimpulan
Sindrom polikistik ovarium (PCOS) adalah kondisi kesehatan yang umum terjadi namun sering tidak terdiagnosis. Mengenali gejala sejak dini dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat merupakan langkah penting dalam pengelolaan PCOS. Konsultasi rutin dengan Dokter sangat dianjurkan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan menjaga kualitas hidup Anda.